Home » Posts tagged 'bambang suhartono'
Tag Archives: bambang suhartono
Bagaimana Menyelaraskan Tujuan Bisnis Perusahaan/ Strategi Perusahaan dengan Tujuan TI/ Strategi TI ?
Pada artikel sebelumnya yang sudah dibahas mengenai “Tata Kelola IT dengan menggunakan framework COBIT”. Dimana dalam pembahasan tersebut membicarak mengenai mengenai spesifik dari Frame Work COBIT.COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) merupakan standar Tata Kelola TI yang dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yaitu sebuah organisasi yang melakukan studi tentang model Tata Kelola TI yang berbasis di Amerika Serikat. Berbeda dengan standar-standar Tata Kelola TI lainnya, COBIT mempunyai cakupan yang lebih luas, komprehensif, dan mendalam dalam melihat proses pengelolaan TI.
Pada pembahasan Kali ini, saya akan membahas mengenai Bagaimana menyelaraskan strategi bisnis/ tujuan bisnis (Bisnis Goal) perusahaan dengan tujuan TI/ (IT Goal)
Mengenai Strategi Penyelarasan (strategic alignment)
Saat ini Teknologi Informasi (TI) di dalam bisnis menempati peran yang lebih kritikal dibandingkan sebelumnya. Beranjak dari sekedar bagian dari faktor biaya menjadi service yang memberikan kontribusi kepada pencapaian tujuan bisnis. Menyelaraskan TI dengan kepentingan bisnis yang biasa sering kita sebut sebagai penyelarasan strategis (strategic alignment) merupakan tantangan besar bagi managemen TI dan juga tentu bagi managemen bisnis secara umum.
Dalam banyak literatur mengenai managemen TI terdapat banyak definisi terkait dengan konsep penyelarasan (alignment) ini. Salah satu definisi yang cukup baik dinyatakan oleh Chan Y.E. (2002) yang menyatakan bahwa strategic alignment adalah derajat keterkaitan dimana misi, tujuan, dan perencanaan fungsi TI didukung oleh misi, tujuan, dan perencanaan bisnis perusahaan. Dalam kesempatan lain, ia juga menyatakan bahwa strategic alignment adalah kesesuaian antara prioritas dan aktivitas dari fungsi TI dengan unit-unit bisnis yang ada.
Untuk menjawab tantangan ini, maka suatu organisasi harus memiliki pemahaman yang jernih dan mendalam terhadap tujuan bisnis perusahaan dan bagaimana tujuan TI dan proses-proses TI bisa mendukung pencapaian tujuan bisnis tsb. Setiap organisasi harus memiliki tujuan bisnis, strategi bisnis, dan mengkomunikasikannya kepada seluruh komponen organisasi agar mereka mau mengadopsinya. Yang seringkali terjadi adalah strategi atau tujuan bisnis tidak secara formal tertulis akibatnya banyak pihak di dalam organisasi secara umum tidak menyadari keberadaannya.
Sebaiknya sedari awal manager TI dilibatkan dalam proses pendefinisian strategi bisnis khususnya pada organisasi atau perusahaan yang model bisnisnya sangat tergantung kepada TI sebagaimana dipromosikan oleh kerangka Tata Kelola TI COBIT (Control Objectivers for Information and Related Technologies) yang dinyatakan dalam salah satu control objective-nya bahwa arah tujuan bisnis dan keselarasannya dengan TI harus benar-benar dapat dipahami. Bisnis dan strategi TI harus terintegrasi, secara jelas menunjukkan keterkaitan antara tujuan perusahaan dengan tujuan TI, dan dapat mengidentifikasi peluang yang muncul namun dengan tetap memahami keterbatasan kapasitas yang ada saat ini, serta dikomunikasikan secara luas ke semua pihak yang berkepentingan di dalam organisasi.
Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam penyelarasan Strategi Bisnis Perusahaan dengan Tujuan TI adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Identifikasi dan Validasi
Dalam fase pertama dilaksanakan proses identifikasi dan validasi tujuan bisnis (Business Goals) dari suatu organisasi atau perusahaan. Tujuan bisnis yang diidentifikasi adalah tujuan bisnis yang bersifat jangka panjang yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam waktu empat atau lima tahun ke depan. Biasanya tujuan ini terdapat di dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)/ Renstra (Rencana Strategis)/ Rencana Kerja 5 tahun (Activity Plan 5 tahun) dan bila tidak ada maka diperlukan diskusi dan brainstorming dengan para top management (direksi dan manager) untuk menggali tujuan bisnis perusahaan sekaligus memvalidasinya.
Tujuan bisnis akan berbeda-beda pada setiap organisasi bisnis tergantung pada jenis industrinya masing-masing. Jumlahnya juga bisa beragam, ada yang menginventaris tujuan bisnis dengan jumlah yang banyak namun di lain pihak ada juga yang jumlahnya tidak begitu banyak. Hal ini tidak menjadi masalah. Tapi secara umum akan mempengaruhi penentuan jumlah tujuan TI dan proses TI yang akan dilibatkan dalam mendukung proses bisnis perusahaan untuk meraih tujuan bisnisnya.
Pentingnya IT Steering Comitee/ Komite Pengarah IT dalam Tata Kelola IT (IT Governance)
Pada artikel sebelumnya yang sudah dibahas mengenai “Tata Kelola IT dengan menggunakan framework COBIT”. Dimana dalam pembahasan tersebut membicarak mengenai mengenai spesifik dari Frame Work COBIT.COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) merupakan standar Tata Kelola TI yang dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yaitu sebuah organisasi yang melakukan studi tentang model Tata Kelola TI yang berbasis di Amerika Serikat. Berbeda dengan standar-standar Tata Kelola TI lainnya, COBIT mempunyai cakupan yang lebih luas, komprehensif, dan mendalam dalam melihat proses pengelolaan TI.
Pada pembahasan Kali ini, saya akan membahas mengenai pentingnya IT Steering Comitee (Komite Pengarah IT) dalam Pengelolaan IT (Tata Kelola IT / IT Governance).
Apa yang dimaksud IT Steering Comitee/ Komite Pengarah IT ?
Komite Pengarah TI adalah sebuah Badan/ Team administratif yang dibentuk dari berbagai bagian/ Department/ Unit Bisnis yang ada suatu organisasi/ perusahaan dimana berfungsi untuk melakukan monitoring dan memprioritaskan proyek-proyek IT dari perspektif lintas fungsional. Dua hal utama yang harus diperhatikan dalam Komite pengarah IT adalah sebagai berikut:
- Komitee Pengarah IT membantu memastikan bahwa strategi TI sejalan dengan tujuan strategis organisasi.
- Perwakilan Bagian/ Department/ Unit bisnis diwakili dalam komite pengarah memiliki kewenangan tertinggi atas keputusan strategis IT yang akan berdampak proses – proses yang ada perusahaan.
- Komite pengarah IT melakukan pemilihan prioritas proyek-proyek IT (skala besar), persetujuan proyek TI, dan perencanaan strategis TI yang didasarkan atas sejalan dengan tujuan bisnis. (more…)
Tata Kelola IT dengan menggunakan Frame Work COBIT
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan judul Tata Kelola TI – Sebuah Konsep Pengelolaan TI yang bersinergi dengan Tata Kelola Perusahaan. Dimana pada tulisan tersebut Kami membahas mengenai Perlunya pengelolaan Teknologi Informasi, dimana sering kita mendengar istilah Tata Kelola IT (IT Governance). Tata Kelola TI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance). Teknologi Informasi (TI) adalah faktor penting dalam meraih sukses di era ekonomi informasi ini.
Pada pembahasan kali ini Kami akan membahas mengenai spesifik dari Frame Work COBIT.COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) merupakan standar Tata Kelola TI yang dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yaitu sebuah organisasi yang melakukan studi tentang model Tata Kelola TI yang berbasis di Amerika Serikat. Berbeda dengan standar-standar Tata Kelola TI lainnya, COBIT mempunyai cakupan yang lebih luas, komprehensif, dan mendalam dalam melihat proses pengelolaan TI.
COBIT memungkinkan perusahaan mengembangkan kebijakan yang jelas dan praktek-praktek terbaik (best practices) untuk pengendalian TI. COBIT dirancang sebagai tool Tata Kelola TI guna membantu managemen dalam mengelola dan memahami resiko-resiko bisnis dan keuntungan-keuntungan yang berhubungan dengan informasi dan TI terkait. Dalam mendukung Tata Kelola TI, COBIT menyediakan kerangka kerja yang memastikan bahwa TI telah diselaraskan dengan bisnis, sumberdaya TI telah digunakan secara bertanggungjawab, dan resiko-resiko TI ditangani dengan tepat.
Pada dasarnya struktur COBIT terdiri dari ringkasan eksekutif (executive summary), kerangka kerja (framework) berorientasi bisnis yang mencakup seluruh aktifitas TI, pedoman manajemen (management guidelines), sasaran pengendalian rinci (detailed control objectives), pedoman audit (audit guidelines), dan kumpulan alat implementasi (implementation tool set).
Prinsip Dasar Kerangka Kerja COBIT
Kerangka kerja COBIT merupakan kumpulan praktek-praktek terbaik (best practices) dan bersifat generik, digunakan sebagai acuan dalam menentukan sasaran kendali (control objectives) dan proses-proses TI yang diperlukan dalam pengelolaan TI.
RACI Chart ,suatu metode mengelola pekerjaan team dengan mudah
Sering kali dalam setiap pekerjaan terutama dalam team, kita sering mendengar kata – kata keluhan dari rekan kerja seperit :
- “Semua orang melakukan pekerjaan yang sama , dan pada saat diminta pertanggung jawaban sering kali, maaf ini bukan tanggung jawab saya “
- “Memang saya yang bertangung jawab terhadap dokkume ini, tetapi saya tidak mempunyai otorisasi untuk menyelesaikan sampai tuntas”
- “Proses persetujuan atas dokumen yang lama, dimana disebabkan karena kekawatiran orang / atasan akan pertanggung jawaban dokumen tersebut, sehingga berakibat proses yang lama”
(more…)
Tata Kelola TI – Sebuah Konsep Pengelolaan TI yang bersinergi dengan Tata Kelola Perusahaan
Latar Belakang Tata Kelola TI
Pada Tulisan Kali ini, saya akan membahas mengenai Perlunya pengelolaan Teknologi Informasi, dimana sering kita mendengar istilah Tata Kelola IT (IT Governance). Tata Kelola TI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance). Teknologi Informasi (TI) adalah faktor penting dalam meraih sukses di era ekonomi informasi ini. Bahkan saat ini TI adalah bagian sentral dari banyak operasi bisnis khususnya di bidang managemen finansial. Sebagai akibatnya Tata Kelola Perusahaan (Enterprise Governance) dan Tata Kelola TI (IT Governance) tak dapat lagi dikatakan sebagai dua hal yang terpisah. Tata kelola perusahaan yang efektif fokus pada individu dan sekumpulan ahli berpengalaman yang bekerja secara produktif, dimana kinerjanya dapat dimonitor dan diukur, serta memberikan jaminan bahwa setiap issu-issu kritikal yang muncul dapat segera ditangani. Di pihak lain TI telah lama dikenal sebagai enabler bagi strategi perusahaan, dan merupakan bagian tak terpisahkan dari strategi itu sendiri.
Tata kelola TI memberikan suatu dasar struktur yang mengaitkan dan menyelaraskan proses-proses TI, sumberdaya TI, serta informasi yang dibutuhkan perusahaan dalam mengimplementasikan strateginya untuk meraih target-target yang telah dicanangkan. Tata kelola TI mengintegrasikan serta mengoptimalisasikan metode untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan akuisisi dan implementasi, delivery dan support, serta monitoring dan evaluasi kinerja TI. Hal yang penting untuk diketahui bersama bahwa Tata Kelola TI adalah bagian tak terpisahkan dari sukses pelaksanaan Tata kelola Perusahaan dengan cara memastikan adanya peningkatan yang terukur terhadap efisiensi dan efektivitas proses-proses bisnis perusahaan.
Gambar 1.1 Kerangka pengendalian dan peningkatan berkelanjutan
WEB Service dan manfaatnya pada Perusahaan
Bermula dari analisa kebutuhan dari para perusahaan yang saya coba tangani dalam pengerjaan IT Master Plan (IT Blue Print). Beberapa solusi (Target) terutama aspek Aristektur Sistem Informasi & Arsiktetur Teknologi, khsusunya bicara mengenai pendekatan TOGAF 9.1. Solusi yang digunakan untuk WEB SERVICE, dimana fungsi webservice ini adalah salah satunya adalah menyiasati pertukaran data dari beberapa platform. Hampir semua perusahaan saat ini tidak bisa menyelesaikan 1 masalah perusahaan cukup dengan 1 solusi aplikasi (misalkan ERP :SAP, Oracle, Microsoft Dynamic, dll), akan tetapi masih membutuhkan aplikasi-aplikasi lain untuk mengelola data bisnis perusahaan. Saat ini Web Service dalam pengembangannya sudah berkembang mulai dari Web 1.0, Web 2.0, Web 3.0, untuk detail pembahasannya rekan-rekan bisa melihat tulisan mengenai perbedaan masing-masing Web
SEBAGAI CONTOH : pada 1 Perusahaan menggunakan ERP (Enterprise Resources Planing ) dengan brand anggap “A” untuk seluruh bisnis, akan tetapi ada 1 Department/ bagian yang tidak bisa tercover dengan aplikasi ERP tersebut (disebabkan karena keterbatasan modul yang tidak tersedia), tetapi perusahaan tersebut memutuskan untuk menggunakan aplikasi tambahan yang dikerjakan secara customize (baik internal team maupun oleh konsultan/ outsource). Pada saat pelaksanaanya data tersebut dibutuhkan untuk bisa diakses (pertukaran data), atau dengan kata lain dihubungkan antara aplikasi customize dengan aplikasi ERP perusahaan. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan aplikasi Web Services.
Untuk pembahasan lebih lanjut, berikut saya coba jelaskan mengenai apa itu Web Service, kegunaannya untuk apa.
Pengelolaan Data Center : Bagaimana melakukan sirkulasi udara panas & dingin ?
Data Center Managers: Slash Energy Costs with Better Air Flow Dynamics! |
||
|
Bagaimana membangun ruang server yang aman
Seringkali beberapa organisasi/ perusahaan terkadang menganggap bahwa tingkat kebutuhan akan ruang server seperti dinomor duakan, berberda dengan organisasi/ perusahaan yang bergerak dibidang Telekomunikasi, perbankan yang memang harus membutuhkan ruang server, karena merupakan bagian dari standard yang harus disediakan, sehingga mau tidak mau perusahaan harus membangun ruang server bahkan sampai ke level pembangunan data center.
Tetapi seiring perkembangan jaman dan teknologi serta kebutuhan akan informasi dari setiap organisasi/ perusahaan, sehingga sekarang ini perlahan-lahan sudah merubah paradigma nya mengenai pentingnya akan sebuah ruang server. Akan tetapi terkadang sering kita temukan ruang server yang masih sekedarnya, artinya asal ada ruang server saja, tetapi tidak memperhatikan aspek-aspek yang diperlukan dalam membangun ruang server.
Pada artikel kali ini, Kami akan membahas mengenai bagaimana membangun ruang server yang aman dan sesuai dengan standard yang ada.
Ini Kiat Dahlan Iskan Atasi Masalah Listrik
JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berkisah saat menjabat di PLN beberapa tahun lalu, dirinya sangat konsen menangani masalah petir. Sebab bila musim penghujan datang, petir merupakan salah satu pemicu padamnya listrik.
”Waktu saya menjabat sebagai Dirut PLN soal petir kita fokuskan,” aku Dahlan di Jakarta, Kamis (14/11).
Bahkan saking fokusnya, Dahlan sampai hapal daerah mana yang memiliki tingkat petir terbanyak. “Di Depok itu petir terbanyak di dunia, sama di Eropa saja kalah petirnya. Di sana (Depok, red) ada daerah namanya pondok petir,” sebutnya.
Serius untuk menangkal banyaknya petir, pemilik mobil listrik ‘Selo’ ini sampai mencari ahli penangkal petir.
”Saya tanya di Indonesia ada enggak ahli petir” Ternyata waktu itu ada satu orang namanya Profesor Zorro, orang Padang dan kita minta sama ITB untuk dijadikan konsultan selesaikan masalah perpetiran di Indonesia,” papar Dahlan.
Dahlan: Depok Itu Daerah Petir Terbanyak di Dunia
JAKARTA – Beberapa wilayah di Indonesia mengalami intensitas curah hujan tinggi, karena memasuki siklus hujan deras. Hujan deras yang terjadi, bukan hanya disertai angin kencang, namun juga petir yang menyambar-nyambar.
Adanya petir ini, memang menjadi momok tersendiri bagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasalnya, Saluran Udara Tekanan Tinggi (Sutet) rawan tersambar listrik.
Meski demikian, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan saat ini masalah petir tersebut tidak lagi menjadi sosok yang menakutkan bagi PLN, Mantan Dirut PLN ini memaparkan, petir yang ada saat musim hujan sudah dapat teratasi.
“Waktu saya jadi Dirut PLN soal petir fokuskan diatasi, petir terbanyak itu di daerah Depok itu petir terbanyak di dunia, di Pondok Petir,” katanya usai Rapim di Kantor PT Asei, Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Sekadar informasi, Dahlan mengatakan curah hujan tinggi ini membawa dua keuntungan tersendiri bagi PLN. Pertama, karena trafo PLN akan stabil, lantaran udara dingin. Sementara kedua, hujan deras telah memenuhi waduk yang digunakan untuk PLTA.